Belajar dari Wall-e

- 2/12/2017 01:21:00 PM

Belajar dari Wall-e

 
Nonton video bareng putera tercinta di notebook mungil Asus, Eee PC Flare Series, yng sukses kami bangunkan dari tidur panjangnya sesudah mengalami mati suri.
Kami pilih sebuah film animasi yng dirilis sekitar tahun 2008, film dari Pixar Animation Studios ini Amat mendidik serta membawa pesan moral sekalian peringatan yng begitu nyata ihwal bahaya sampah bagi bumi, mudahnya hidup di era teknologi canggih, bahaya teknologi diluar kendali, persahabatan serta tekad bersama bagi atau bisa juga dikatakan untuk mewujudkan suatu tujuan, sampai-sampai pesan ihwal pentingnya melindungi tanaman agar tumbuh, tetap hidup, hijau, serta memberikan manfaat bagi kelangsungan ekosistem hayati yng hidup di bumi.
Wall-e. Ini merupakan kali kedua saya menyaksikan film ini, mungkin kamu pernah pula menontonnya serta ingin membagikan kesan serta pesan kamu yng belum terungkapkan sesudah menyaksikan film yang telah di sebutkan, bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu kamu bisa membagikan melalui kolom komentar dalam tulisan atau artikel ini.
Ya, Wall-e merupakan type robot pekerja kebersihan bertenaga surya yng diproduksi secara massal oleh perusahaan terbesar serta paling secara umum dikuasai di dunia bernama BNL (Buy n Large). robot-robot ini sudah diprogram bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi kebersihan yang dengannya mengemas serta menyusun sampah. Akan tetapi banyaknya sampah yng diperoleh oleh kita-kita sudah Amat parah sampai-sampai sampah hampir menutupi seluruh permukaan bumi, memicu polusi udara yang dengannya tingkat kontaminasi rawan di luar toleransi paru-paru kita-kita, sampai-sampai akhirnya bumi menjadi planet mati yng ditinggalkan oleh umat kita-kita serta nyaris tanpa ke hidup-an percis sekali.
Wall-e yang dengannya tanaman yng hampir mati
Merupakan sebuah robot usang Wall-e yng masih berfungsi yang dengannya baik, hidup diantara menjulangnya sampah yng sebagian tingginya sudah melampui gedung-gedung pencakar langit, serta seekor kecoa yng menjadi sahabat sekalian hewan peliharaannya, membuka film ini yang dengannya kejutan yng memancing emosi serta pikiran kita. Andrew Stanton (pengarang cerita Wall-e) seakan ingin mengajak kita turut dan dalam imajinasi serta prediksinya, berjalan ke masa depan serta membayangkan dampak mengerikan yng bisa ditimbulkan oleh sampah yng tidak terkendali bagi bumi, dimana teknologi massal robot cerdas semisal Wall-e sekalipun tidak sanggup bagi atau bisa juga dikatakan untuk menanggulanginya.
Pasca bumi ditinggalkan kita-kita, robot-robot ini tetap bekerja sesuai yang dengannya program sampai-sampai orang-orang rusak serta berhenti berfungsi, serta cuma tersisa satu robot wall-e yang dengannya kecerdasan menyerupai kita-kita yng bisa atau mampu bertahan serta menyesuaikan diri yang dengannya kerasnya kondisi bumi era itu. Robot Wall-e yng satu ini pula mempunyai kebiasaan nyentrik, layaknya seorang kolektor benda antik yng berpengalaman, dia mempunyai begitu tidak sedikit koleksi benda-benda yng berasal dari sampah yng masih berfungsi yang dengannya baik semisal; televisi, video player, sendok, bohlam lampu, sampai-sampai suku cadang bagi atau bisa juga dikatakan untuk dirinya sendiri yng berasal dari robot wall-e lain-lainnya yng sudah mati.
Singkat cerita wali bertemu yang dengannya robot terbaru buatan BNL yng ditugaskan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencari tanda-tanda ke hidup-an dalam bentuk tumbuhan bumi. Berbeda jauh yang dengannya wali yng masih mempergunakan teknologi robotic reguler, EVE begitulah dia dipanggil, merupakan type robot digital BNL yang dengannya desain futuristik yng sudah disempurnakan serta dilengkapi banyak sekali kemampuan semisal; Intelegensi tinggi, Terbang yang dengannya kecepatan supersonic, scanning object serta yng paling mengerikan merupakan Laser Canon berdaya ledak tinggi!
Pertemuan kedua robot ini Amat jauh dari kesan ramah, namun akhirnya orang-orang saling mengerti apa yng Perlu orang-orang lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyelamatkan sebuah tanaman yng menjadi kunci kembalinya peradaban kita-kita di planet bumi. Selama 98 menit kita akan dihadapkan pada tidak sedikit momen gokil, tegang, serta mengharukan, berlebi era Wall-e mengalami kerusakan fatal demi melindungi tabung Plan Extraction (Ekstraksi Tanaman) tetap terbuka, menjadikan Eve serta kawan-kawannya mempunyai cukup waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyelamatkan tanaman yng telah hampir mati.
Dalam film ini, Wall-e serta Eve diasumsikan menjdai 2 teknologi lama serta terbaru yng berbeda masa akan tetapi memilki akar sejarah serta tujuan dasar yng percis, yaitu bersumber dari kita-kita serta memberikan manfaat besar bagi kita-kita. Disisi lain ada Auto yng diasumsikan menjdai teknologi super canggih yng tetap mempunyai cacat (bug) pada program serta menjadikannya tak terkendali serta justeru menjadi lawan rawan bagi kita-kita.
Konsep cerita yng simpel serta gampang dipahami, justeru memberikan nilai lebih pada film ini, menjdai daftar film yng patut diputar ulang bagi atau bisa juga dikatakan untuk pribadi, ataupun bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan tontonan sehat serta mendidik bagi anak-anak kita. ■Khaerudin Noer

Source Article and Picture : annoerkomputer.blogspot.com

Seputar Belajar dari Wall-e

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Belajar dari Wall-e